Bagi sebagian besar orang saat mendengar kata kolesterol yang akan terlintas dalam pikiran adalah makanan yang mengandung lemak tinggi, obesitas, dan serangan jantung, dan pasti membuat khawatir. Padahal tak selalu yang dianggap buruk akan mengganggu kesehatan.
"Bila hasil pemeriksaan laboratorium Anda memperlihatkan tingkat kolesterol yang tinggi, Anda tak perlu panik. Anda boleh merasa khawatir apabila terdapat beberapa faktor resiko lainnya," kata Susanne Bilz, seorang ahli nutrisi di Lembaga Pusat Penelitian klinis di Dresden, Jerman Barat, seperti dikutip dari Agen berita Jerman DPA, Jumat (10/08).
"Kolesterol sangat penting dalam hal memproduksi struktur dinding sel-sel manusia," kata Achim Weizel dari Masyarakat untuk memerangi gangguan system lipid yang berkaitan dengan penyakit yang berkantor di Munich.
Empedu melakukan pencernaan terhadap lemak yang juga berasal dari kolesterol dan penting dalam membangun penghalang bagi hormon dan vitamin .
Tubuh manusia memproduksi dua pertiga dari kebutuhan kolesterol dan sisanya datang dari makanan yang kita terima tiap hari. kolesterol sama dengan lemak. Lemak tak larut dalam air, karenanya sangat bergantung kepada aliran darah untuk menyebarkannya ke seluruh tubuh. "Karenanya tubuh menambahkan protein dan memproduksi lipoprotein," kata Bilz.
Lipoprotein yang paling penting yang diproduksi oleh tubuh adalah lipoprotein dengan densitas yang rendah (LDL) dan protein dengan densitas yang tinggi (HDL). LDL umumnya disebut atau dianggap sebagai lemak jahat, yang disebarluaskan ke seluruh sel bagian tubbuh oleh hati. "Kelebihan LDL yang tak dibutuhkan dalam sel disimpan dalam darah," demikian Bliz menjelaskan.
Dan saat itulah HDL memulai memainkan perannya, dengan membawa kembali kelebihan LDL ke organ hati, " kata Elisabeth Steinhagen-Thiessen dari Departemen Metabolisme Rumah sakit Charite di Berlin. Untuk alasan itulah HDL disebut sebagai kolesterol baik. Dalam situasi normal dan ideal fungsi siklus HDL/LDL membantu satu dengan yang lain.
Apabila konsentrasi LDL terlalu tinggi, maka akan disimpan di pembuluh darah di sekitar jantung yang sempit. Plak tertimbun didalam pembuluh darah tersebut, permukaan pembuluh darah dapat rusak bahkan robek yang dapat membawa akibat terjadinya penggumpalan darah yang akan menyumbat aliran darah, yang dapat membawa akibat akan terjadinya serangan jantung atau stroke" kata Weizel menjelaskan.
Apabila kadar LDL tinggi hal itu berarti kadar lemak tinggi. Namun walaupun hal tersebut dikonfirmasikan oleh dokter, terapi belum tentu dibutuhkan. "Keadaan resiko tinggi ditentukan dengan melihat semua faktor yaitu kebiasaan merokok, diabetes, tekanan darah tinggi, kecenderungan genetik atau kelebihan berat badan," kata Weizel. Hanya apabila faktor-faktor tersebut diatas ada maka pasien pantas merasa khawatir. "Pola makan ala 'Mediterania' yaitu makan ikan, banyak buah-buahan, dan sayur-sayuran seringkali diajukan sebagai pilihan."
"Ikan laut yang mempunyai kandungan lemak seperti mackerel, salmon atau herring memiliki lemak omega 3 yang amat berguna bagi kesehatan," kata Weizel. Kebalikannya lemak hewan berdarah merah seperti sapi, kambing, babi dan domba dapat menaikkan tingkat kolesterol. Udo Pollmer dari Lembaga ilmu Nutrisi dan Pangan di Gemmingen dekat Heilbronn memiliki pendapat yang berbeda. "Apabila asupan kolesterol berkurang melalui pola makan, maka tubuh akan memproduksi lebih banyak."
"Hal itu berarti tingkat kolesterol seseorang untuk jangka panjang tak dapat dikontrol melalui diet (pola makan). "Minyak sayur umumnya mengandung lemak tak jenuh, dan yang terbaik adalah minyak zaitun," kata Bilz. "Makanlah daging dua kali dalam seminggu dan ikan dengan banyak sayur-sayuran dan buah-buahan tiga kali dalam sepekan," kata Steinhagen-Thiessen. Weizel mengatakan tingkat HDL dapat dinaikkan dengan melalui olahraga. "Setiap orang yang melakukan kegiatan olah raga sebanyak tiga atau empat kali dalam sepekan akan dapat menaikkan tingkat HDL," kata Weizel menambahkan.
(kapanlagi.com)
Kamis, Juni 19, 2008
Kolesterol Tak Selalu Jadi 'Musuh'
Label: Artikel Kesehatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar