Tampilkan postingan dengan label Celotehanku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Celotehanku. Tampilkan semua postingan

Rabu, Juli 02, 2008

15 Ciri Pria Berbakat Kaya


Aku dapat artikel nih dari kompas.com, silahkan ber"deg-degan" ria apakah Anda termasuk orang yang berbakat kaya atau bukan ho..ho..ho.., silahkan cek sendiri, apabila anda masih masuk dalam 10 ciri dari 15 ciri ini, so...Amieeeeeeeeeeen, semoga nasib berubah. Kalo tidak termasuk ya rubah hidupmu dan jadikan dirimu masuk minimal 10 ciri dibawah ini.


1. BEBERAPA REKENING
Lihat apakah kekasih Anda punya rekning bank lebih dari satu. Ini bisa jadi indikasi dia berbakat kaya. Karena, biasanya orang yang punya rekening tabungan dua atau lebih cenderung berusaha mengatur uangnya dengan benar. Lelaki tipe ini memisahkan pos-pos pnghasilannya. Misal, satu rekening digunakan hanya untuk menerima transfer gaji dan belanja, rekening lainnya untuk tabungan.
2. SUKA MENOLONG
Tidak tepat jika orang yang suka menimbun harta, pelit, serta enggan berbagi dan memberi adalah orang yang berbakat kaya. Justru lelaki yang mudah tergerak hatinya dan gampang menolong oranglah yang pantas Anda lirik. Dia adalah tipe orang yang akan relatif mudah hidupnya. Entah bagaimana caranya, Anda berdua akan sangat jarang kesulitan uang. Dan yang terpenting, kenikmatan memberi itu memang tak ada penggantinya.
3. PUNYA CITA-CITA
Jangan harap Si Dia berbakat kaya jika hidupnya dialirkan bagai sungai, entah hendak bermuara di mana. Lelaki yang berbakat kaya selalu punya rencana besar dalam hidupnya. Ada sesuatu di masa depan yang hendak diraihnya. Untuk itu, dia akan punya rencana jangka pendek dan menengah untuk mencapai cita-citanya. Dalam bercita-cita, dia tidak takkut ada mmpi yang tampaknya mustahil.
4. TAK BERHOBI SPESIFIK
Lelaki yang punya hobi spesifik cenderung menghabiskan uangnya untuk hobinya. Ini juga berlaku untuk lelaki yang hobi berbelanja. Tentu saja ada orang yang punya hobi spesifik punya urat kaya. Namun, toh tidak semua orang punya nasib bisa kaya begitu saja. Lelaki yang tidak punya hobi spesifik biasanya akan mengeluarkan uangnya untuk berbelanja berdasarkan mood. Dia cenderung merasa tidak punya kebutuhan spesifik, sehingga enggan membeli seusatu.
5. BUTA HARGA
Dia tidak tahu persis apa bedanya barang mahal atau murah. Buatnya, kemeja ya kemeja. Bentuknya seperti itu, ada ukurannya yang pas dan pantas dipakai ke kantor. Lelaki seperti ini tidak akan bermasalah dengan kemeja murahnya.
6. HIDUNG BISNIS
Apakah Anda pernah mendengar dia mengatakan (kurang lebih), "Ini bisa jadi peluang bisnis. Bisa dicoba." Artinya, dia dapat melihat sesuatu, sekecil apa pun, sebagai sebuah peluang bisnis. Tiak banyak orang yang punya kemampuan seperti ini. Jadi, kalau dia kerap melontarkan komentar yang berhubungan dengan peluang bisnis, bisa jadi ia memang berbakat kaya.
7. PEKERJA KERAS
Punya hidung bisnis saja tidak cukup tanpa kerja keras. Ini yang membedakan seorang pemimpi kelas berat dengan pengejar mimpi. Seorang pengejar mimpi akan berusaha sekuatnya untuk mewujudkan cita-citanya. Tentunya itu dengan kerja keras.
8. KEAHLIAN KHUSUS
Perhatikan deh, apakah Si Dia punya satu atau dua keahlian khsuus. Misalnya, dia menguasai komputer dengan baik, pandai melobi, atau apa pun. Kemampuan khusus ini bisa jadi modal dia dalam menjalani hidupnya. Lelaki tipe ini cenderung survive dalam hidupnya.
9. BANYAK TEMAN
Temannya ada di mana-mana. Tidak hanya mantan teman-teman SMA, kuliah atau kantornya. Tapi juga dari komunitas lain, yang mungkin Anda tidak pernah duga sebelumnya. Orang yang banyak teman bisa diartikan punya networking yang cukup luas. Sehingga, ditaruh di mana pun dia akan bisa hidup (dengan baik).
10. MEMELIHARA PERTEMANAN
Kadang Anda jengkel karena dia rajin menelepon atau SMS yang tidak penting ke teman-temannya. Just say hello saja bisa berkepanjangan. Mestinya, Anda tidak perlu kesal, karena ini adalah caranya untuk memelihara pertemanan. Orang boleh punya banyak teman, tapi jika dia tidak bisa memeliharanya, maka sia-sia saja.
11. MUDAH BERTEMAN
Hanya orang yang menyenangkan yang mudah berteman. Pergi ke tempat baru mana pun, dia bisa dengan mudah punya teman ngobrol. Ini menandakan dia orang yang terbuka, punya sense of humor dan berwawasan cukup luas. Orang-orang seperti ini biasanya tidak sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk jenis pekerjaan baru. Sehingga, dia tidak perlu khawatir tidak punya pekerjaan yang baik.
12. PERCAYA DIRI
Dia tahu persis apa kelebihan dan kekurangannya, dan percaya orang lain pun begitu. Sehingga, dia tidak gentar ketika berinteraksi dengan orang lain, atau diharuskan melakukan sesuatu yang baru. Termasuk dia percaya bahwa dia bisa hidup layak hari ini atau esok lusa, bersama Anda.
13. FOKUS
Dalam melakukan apa pun, dia fokus. Perhatiannya tidak mudah terceraikan oleh hal lain. Orang yang fokus biasanya punya tanggung jawab yang baik. Ini berhubungan dengan bagaimana dia berusaha mencapai cita-citanya, menyelesaikan pekerjaannya, dan serius membangun hidup bersama Anda.
14. OPTIMIS
Hampir tidak pernah Anda mendengar, "Ah, susah", Enggak bisa", "Mustahil aku bisa melakukannya", "Malas ah", dan yang sejenisnya. Lelaki pesimis akan sulit survive dalam hidupnya. Keoptimisan bisa membuat seseorang mampu melakukan sesuatu yang secara hitungan di atas kertas sulit.
15. SEHAT
Lelaki penyakitan akan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidak melakukan apa-apa.. Belum lagi ongkos dokter dan rumah sakit yang makin tidak masuk akal mahalnya. Uang Anda berdua bakal habis di sini. Selain itu, orang yang sehat akan bisa berpikir dengan lebih sehat.

Jangan pernah terjebak pada penampilan luar dan mulutnya yang bilang, "Hidupmu terjamin sampai kapan pun, Sayang." Karena, yang terpenting Anda merasa nyaman hidup dengannya, dia bisa membuat hidup Anda berarti, dan Anda bisa tertawa bersamanya.

(kompas.com)

[+/-] Selengkapnya...

Senin, Juni 30, 2008

Sensi? M kali'....


Musuh kita bukan wujud manusia, tapi roh-roh jahat dan iblis yang sudah menguasai dunia ini, juga yang ada didirimu ini, apakah itu? Hawa nafsu dan kedagingan!!
Hei! Hawa nafsu tu bukan hanya "cabul" aja, tapi hawa nafsu sekarang adalah nafsu akan materi. Emang sih kita butuh materi untuk hidup didunia, tapi jangan sampai materi tersebut menguasai kita. Tau nggak supaya kita tidak dikuasai oleh "setan materi"? kuncinya ikhlas dan selalu mengucap syukur. Terus apakah dengan "ikhlas" dan pasrah berarti kita manut-manut aja dengan keadaan yang membelenggu kita? Ya enggaklah, ini semua maksudnya adalah bagaimana cara kita menjalani dan menghadapi hidup sesuai dengan "keyakinan dan kepercayaan" kita. Biasanya kan kalo kita sedang tertimpa masalah atau sesuatu yang tidak kita ingini menimpa kita atau apa yang kita ingini tidak sesuai dengan harapan kita membuat kita marah, jengkel dan yang paling berbahaya nih..............sensitif! Wow! Apa tuh maksudnya? "Sensitif" adalah penyakit yang berbahaya lo, paling berbahaya dari penyakit-penyakit batiniah lainnya, sensitif bisa menyakiti orang dan bahkan kita sendiri tanpa kita menyadarinya.

Waktu kita sensitif kan rasanya dikit-dikit marah (kayak para wanita nih yang lagi DB, apa tuh DB? Tau deh...), senggol dikit marah, diliat dikit tersungging, terus akhirnya jadi benci...dan akhirnya penyesalan yang dari dulu emang datang belakangan.
Yah...namanya juga manusia, tapi jangan berarti kita adalah manusia yang penuh dosa dan khilaf ini terus pasrah pada keadaan. Itu namanya udah gak ikhlas lagi tapi emang di "KO" ama iblis...terus kalo kita udah "KO" apa kita pasrah ajah? Waaaaahhh, kalo cara pemikiran kayak gini mah gak usah jadi manusia aja. Kita diciptakan oleh Tuhan dibekali oleh hati nurani sebagai manusia tak lupa akal dan budi pekerti kita, dan bahkan sama Tuhan status kita dinyatakan "tertinggi" dari antara semua makhluk di dunia ini. Masak to sifat kita kayak kucing dan tikus?
Sebenarnya selama kita "selalu memikirkan" siapa diri kita dihadapan Tuhan, maka "ikhlas" itu akan mudah kita jalani.

"Selama kita "selalu memikirkan" siapa diri kita dihadapan Yang Maha Kuasa, maka kita tahu cara menghargai orang.
Selama kita "selalu memikirkan" siapa diri kita dihadapan Sang Maha Kasih dan Penyayang, maka kita tahu cara mengasihi sesama manusia.
Selama kita lebih"selalu memikirkan" kebaikan-kebaikan
yang Tuhan berikan pada kita daripada masa lalu yang buruk, maka kita akan tahu cara bersyukur."

Hmmm....tumben nih otakku bisa ngasi kata-kata bijak, baru kali ini lo...Ya dah deh sekian dulu uneg-uneg dari saya, Ora et Labora..yo po ra??? (^_^!)


[+/-] Selengkapnya...

Wonder Women, pa??


Badalah!!...
Kekerasan yang dilakukan siswi sekolah terjadi (lagi), kali ini dari daerah Palu. Dulu geng Nero sekarang perkelahian siswi lagi, bayangkan..perempuan, perkelahian siswi tersebut terjadi di tengah jalan looo, siswa-siswa lainnya bukannya melerai malah nonton dulu...dijalanan umum lagi. Baca nih artikel
Duh! Masak to masyarakat Indonesia saat ini pada demen pada kekerasan? La terus...adat sopan santun ramah tamah ala Timur mana? Apa hanya dimulut aja? Kayak sindiran yang diberikan oleh siapa aku lupa, bunyinya itu kira-kira seperti ini "Indonesia itu kebanyakan slogannya daripada kenyataannya". Hmmm...apa emang bener sih?

Mbuh yaa...nilai sendiri deh.
Jangan deh menambah-nambahi track record keburukan Indonesia di mata internasional, damai euy damai..piiiiiiiissss!!!!!
Satu lagi, sabaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrr dan ikhlas....pecahkan masalah dan perbuatan dengan kepala dingin men!!
Kita manusia yang punya hati dan otak(punya 2 otak lagi), bukan seperti "hewan" berotak ciut!!

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, Juni 28, 2008

The Tailor Begins: Berwiraswasta modal no money


Berikut ini aku ceritakan sedikit kisah ayahku sebagai seorang wiraswasta bermodal nekat:
Beliau memulai membuka pekerjaan sebagai penjahit pakaian, awalnya beliau bekerja sebagai tukang jahit milik orang. Setelah mendapatkan "cukup" pengetahuan tentang jahit menjahit...baru deh "Tailor Begins"(tiru-tiru BATMAN BEGINS). Dengan bermodal dengkul dan sedikit pengetahuan tentang menjahit, beliau memulai berwiraswasta dengan cara menyewa 1 buah mesin jahit kemudian pembayaran "sewa" tersebut dibayar di belakang(akhir bulan), jadi sewa dulu baru bayar. Setelah beberapa order ramai, beliau baru mempekerjakan orang demi orang dan jadilah "Bos" yang akhirnya beliau mampu membeli mesin jahit sendiri. Nah looo..kenapa kita tidak bisa seperti itu?

Berdasarkan pengalaman saya dan yang masih saya rasakan saat ini (karena saya sendiri belum wirausahawan), satu-satunya yang jadi penghambat adalah TAKUT GAGAL, entah itu takut karena nanti kalo tidak ada order, atau nanti kalo tidak ada laba dan sebagainya yang sebenarnya itu adalah Khayalan yang membuat kita benar-benar menyerah tanpa bertarung.
Kisah diatas adalah benar adanya, karena sang "Beliau" sendiri adalah ayah saya hue..he..he... dan berharap saya dapat "warisan" dari sifat-sifatnya. Kisah diatas hanyalah rangkuman dari beribu rangkuman yang tidak saya ceritakan, karena saya sendiri baru beberapa postingan ini adalah dari tulisan saya sendiri. Kisah beliau tidak serta merta mulus begitu saja, semua pekerjaan pasti ada halangan, tapi tergantung kita manusia ini apakah kita berhenti sampai disini saja atau terus maju meraih keinginan. Karena sebenarnya "apapun" keinginan anda yang ingin anda raih pasti bisa dicapai, tidak ada yang mustahil bagi Allah tidak ada yang mustahil bagi kita juga yang mengaku sebagai makhluk ciptaanNya. Sebagai contoh kemenangan dibalik kegagalan-kegagalan yang Abraham Lincoln lalui (bagi yang belum baca, silahkan baca disini).
Segala sesuatu ada prosesnya, step 1 ... gagal, step 2 ... gagal, step 3 ... gagal hingga step 1000 ....gagal, step 1001? ...Menyerah!!!, padahal di step ke 1002 ... You Won!(seperti kisah penemu bola lampu pijar). Itulah yang namanya benar-benar GAGAL. Padahal kemenangan yang in the end itu akan menutupi kegagalan-kegagalan yang kita lalui, bahkan proses kegagalan-kegagalan tersebut menjadi suatu kenikmatan tersendiri setelah kita mendapatkan kemenangan.
Loh..loh...topik sebenarnya yang kita bahas disini apa ya??? Ya dah deh, jadinya ngelantur sampe kemana-mana, namanya juga gi belajar menuangkan pemikiran ^_^! Sekian deh kita lanjutkan dilain waktu di topik yang berbeda...

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, Juni 27, 2008

Anarki Demo BBM?


Melihat sikap anarkis mahasiswa yang sering ditunjukkan akhir-akhir ini dalam demo yang ditayangkan di beberapa media malah buat jengkel sendiri, padahal banyak masyarakat yang "dah ngomong" kalo demo tidak akan jadi masalah kalo demo itu tidak ada anarki dan mengganggu kepentingan umum. Bukankah aspirasi masyarakat yang mahasiswa sampaikan juga nantinya untuk kesejahteraan masyarakat? Tapi kenapa malah "cara" penyampaian tersebut malah merugikan masyarakat sekitar? Toh cara yang "buruk" tersebut pada akhirnya menyakiti para mahasiswa tersebut.
Tak habis pikir deh kaum "calon" intelektual berpendidikan seperti ini bersikap layaknya kekerasan, bukankah seharusnya kita memikirkan jalan keluar dari masalah-masalah yang bangsa kita hadapi ini? Bukan hanya dengan "Turunkan BBM!" saja, tetapi setidaknya dibarengi solusi, apalagi jika itu ada suatu karya kreatif dari mahasiswa misal alat pengubah CO2 menjadi Bahan Bakar (misal loooo...) yang ramah lingkungan. Pasti baru deh dapat simpati dari masyarakat luas.

Laaaaaa kalo dengan cara "ugal-ugalan" gini apa dong manfaatnya mengikuti suatu organisasi-organisasi yang ada di kampus-kampus? Yang mengajarkan berorganisasi dan bermasyarakat serta mengajarkan dialog bermusyawarah dalam memecahkan masalah. Apa organisasi yang pernah diikuti hanya untuk kongkow-kongkow aja?
But, ngomong-ngomong tentang "kenaikan harga BBM", selain masyarakat kecil pada umumnya apalagi bagi orang-orang "kecil" yang kerja di perantauan terus nge-kost itu dampaknya sangat terasa sekali, karena saya sendiri sebagai seorang "anak Kost" juga merasakan dampak yang amat sangat berat sekali ^_^!. Apalagi mahasiswa yang belum bekerja (karena nyari pekerjaan emang susah) dan tinggal dalam kost, wuaaaaahhh....mantab deh penderitaannya. Mungkin itu salah satu penyebabnya sikap perilaku mahasiswa yang "ugal-ugalan" dalam berdemo.
Saya sendiri hanya bisa pasrah dan pasrah aja pada keadaan, karena semua kehidupan yang saya jalani didunia emang saya serahkan pada Yang Maha Kuasa, saya pasrah karena juga masih percaya pada pemerintahan saat ini, karena saya masih yakin kalau pemerintah tidak akan menyengsarakan rakyatnya (kecuali oknum-oknum tertentu yang "nakal").
Dalam keterbatasan materi ini saya justru dituntut untuk kreatif dalam mengelola keuangan dan juga memikirkan untuk ingin menjadi seorang wirausahawan yang mandiri, karena sebagai mantan siswa SMK dan Diploma emang dididik untuk berwiraswasta. Kita dituntut untuk tidak tergantung pada siapa saja yang memberi kita pekerjaan, artinya kita tidak boleh dipekerjakan oleh "Pekerjaan" tapi mempekerjakan "Pekerjaan" dalam bahasa tingkat tingginya yaitu menciptakan lahan pekerjaan. Dan sebenarnya mempekerjakan "Pekerjaan" itu tidaklah bermodalkan uang atau harta tapi kegigihan dan keuletan kita, saya bisa ngomong begini karena saya lihat dari pengalaman ayah saya dulu.
Wait!!! topiknya mau melenceng nehhh...oke deh to be continued ajah....next: The Tailor Begins!! (Berwiraswasta modal no money)

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, Juni 21, 2008

Meninggalkan Ortu


Ada seorang temen(wanita) yang dalam waktu dekat akan merit. Dia saat ini bimbang, dikarenakan "kira-kira"(menurutku) dia tak tega meninggalkan kedua orang tuanya, karena orang tuanya saat ini sedang membutuhkan seorang "pendamping" dan "perawat" dari seorang anak yang dikasihinya. Dia takutnya setelah merit kan dia harus ikut dengan suaminya kemana suaminya pergi kan? Nah sekarang gimana nih solusi atau saran atau jalan terbaiknya untuk menenangkan "ketertakutan" temenku ini?


Kalau menurutku nih, sebaiknya si Wanita rembugan(share) dulu dengan calonnya, mau apa tidak jika nanti setelah merit tinggal bersama orang tua si Wanita, dengan alasan ya itu tadi..ingin merawat kedua orang tua. Kalau mau ya siiip lah, kalau tidak bisa kan cari solusi dengan musyawarah? Pasti ada jalannya kok.
Semisal bagaimana jika si Suami tidak kerasan? Tinggal aja dirumah(entah itu sewa/kontrak/beli) yang berdekatan dengan rumah orang tuamu, meskipun jaraknya dibatasi batas desa kan tidak masalah, yang penting deket.
Bagaimana jika tidak ada lahan pekerjaan di daerah tempat tinggal orang tua? Sebenarnya di segala tempat tersedia pekerjaan (Tuhan sudah pasti sediakan), tergantung sesuai dengan "keinginan" kita apa tidak?
Bagaimana kalo si Suami benar-benar tidak mau sama sekali dengan alasan apapun? Wahhh...nyandak tau kita(tidak tahu aku=bhs.Manado)
Coba browse disini. Mungkin bisa membantu.

Does anyone can help, please???

[+/-] Selengkapnya...

Satu Tubuh


Kejadian 2 : 24 : Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Banyak aya-ayat yang menyinggung tentang pernikahan dan keluarga, tapi sayang buku kondordansiku tertinggal dirumah, jadi maap ya kalo mungkin "khotbah" saya kurang memuaskan.
Oke lets to the point....
Maksud dari ayat diatas adalah seorang pria dan wanita setelah dipersatukan dalam pernikahan maka mereka adalah "Satu", bukan lagi sendiri-sendiri, seperti halnya tubuh dengan bagian-bagiannya yang lengkap. Pria sebagai kepala, dan wanita sebagai tubuhnya. Kepala tanpa tubuh kan berarti...hiiiiii...demit kali', dan sebaliknya tubuh tanpa kepala juga syereeeemmm.
Laki-laki yang sudah berkeluarga berarti dia tidak bergantung lagi pada orang tuanya, karena dia sudah menjadi kepala rumah tangga, dan istripun harus mengikutinya kemana "si Kepala" pergi. Karena memang demikian dalam Firman Tuhan kan? Entahkah pergi menetap dengan ortu si Pria atau sebaliknya menetap dengan ortu si Wanita, atau hidup menyendiri? Juga tak jadi masalah. Selama sang Pasutri(Pasangan Suami Istri) enjoy-enjoy aja, tapi tentunya juga dengan keputusan mana yang ingin diambil dan semuanya berjalan dengan oke-oke saja, tanpa ada paksaan.

But...ada satu hal yang banyak dilupakan nih sama Pasutri-pasutri, bahkan hal ini juga dialami oleh salah satu keluargaku (Wah...dikit-dikit curhat nih), but namanya manusia pasti ada yang "luput" yah, and masih perlu banyak belajar.
Gini...kadang setelah kita berkeluarga, kita lupa bahwa kita sebagai Pasangan Suami Istri adalah "SATU", lalu bagaimana dengan realita kehidupan yang sebenarnya terjadi?
Sebagai contoh, saya ambil dari problem nyata yang pernah saya temui sampai "saat ini". Ada sebuah keluarga dengan penghasilan yang lebih cukup dalam hal perekonomian, si Suami bekerja seperti halnya kodratnya sebagai manusia dan si Istri sebagai Ibu Rumah Tangga. Si Istri adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, ke-2 saudaranya adalah laki-laki semua dengan tingkat perekonomian yang sangat sederhana.Masalah terjadi ketika kehidupan perekonomian orang tua si Istri(mertua si suami) dalam keadaan memprihatinkan, sedangkan dua kakak si Istri tidak bisa berbuat apa-apa karena memang sama-sama hidup dalam keadaan pas-pasan jadi tidak bisa membantu sama sekali. Nah, sekarang ketika si Istri ingin membantu kedua orang tuanya, si Suami marah karena menurutnya itu adalah kewajiban kakak tertua si Istri sebagai anak. Nah terus bagaimana...??
Wah...mungkin itu saja sedikit contoh dari saya, maaf kalo saya tidak pandai dalam hal bercerita dan berkotbah hue..he..he...namanya juga belajar,euy.
Oke kita lanjutkan. Cerita diatas adalah salah satu dari kisah nyata yang terjadi di lingkungan sehari-hari kita. Memang untuk menyesuaikan kondisi perasaan kita dengan "lingkungan baru" sebagai satu keluarga itu sangat tidak mudah(karena itu memang aku alami sendiri). Disini untuk diingat adalah kita adalah "SATU DAGING", berarti kalo orang tuamu berarti ya orang tuaku, saudaramu berarti ya saudaraku. Jika mertuamu sedang "bermasalah" berarti itu merupakan juga tanggung jawabmu sebagai anak, meskipun dia bukan orang tuamu secara 'biologis'. Karena kalian adalah "SATU".
Kasihilah mertua selayaknya anda mengasihi dan mencintai orang tuamu.

[+/-] Selengkapnya...