Sabtu, Juni 07, 2008

Kisah Bahtera Nabi Nuh versi Sumeria


Kisah bahtera Nabi Nuh yang dikenal dalam agama Kristen, Islam dan Yahudi, ternyata memiliki versi lain. Orang-orang Sumeria yang hidup di Irak di masa kuno, mengenal cerita yang disebut Kisah Gilgamesh.
Nuh dalam versi mereka bernama "Utnaphishtim", yang juga mendapat perintah secara supernatural untuk membangun bahtera agar dapat menyelamatkan diri dari banjir raksasa.
Dalam cerita versi Sumeria ini juga terdapat hal yang sama dengan Nuh. "Utnaphishtim" melepas burung untuk mengetahui apakah banjir telah surut atau belum, persis seperti yang dilakukan oleh nabi Nuh

[+/-] Selengkapnya...

Dapat Dipercaya


Tuhan memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf... (Kejadian 39:5)
Bacaan: 39:1-6

Ketika saya merenungkan kisah Yusuf yang tertulis dalam Kejadian 39, saya dapat menyimpulkan bahwa ketika Yusuf hidup dalam penyertaan Tuhan, maka apapun yang dikerjakannya menjadi berhasil, sekalipun ia berada di tengah-tengah orang kafir. Dan lebih luar biasa lagi adalah kehidupan. Yusuf mampu menarik berkat Allah turun atas tempat dimana ia bekerja. Saya menemukan ada beberapa hal yang menjadikan mengapa Yusuf disertai oleh Tuhan sehingga ia menjadi seorang yang berhasil.

Pertama, Yusuf mengerti panggilan Allah atas hidupnya.Yusuf menyadari benar bahwa tidak mudah hidup dan bekerja di tengah lingkungan kafir. Mungkin jika ia bisa memilih, ia lebih suka pergi jauh-jauh dari tempat itu. Tetapi yang menjadikan Yusuf bertahan karena ia tahu bahwa ini adalah rencana dan panggilah ALlah bagi hidupnya. Ia percaya jika ALlah yang panggil maka Dia juga yang bertanggung jawab.
Kedua, Yusuf seorang yang setia dalam perkara kecil sekalipun itu adalah pekerjaan yang sulit. Yusuf diuji dalam pekerjaannya dan sikap tunduknya kepada tuannya. Yusuf tidak pernah mengeluh dengan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, ia tetap setia untuk mengerjakannya.
Ketiga, Yusuf seorang yang dapat dipercaya. Kesetiaan dan tanggung jawabnya dalam bekerja menjadikan tuannya menaruh kasih kepadanya sehingga ia dipercaya hal yang lebih besar. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika seseorang punya keputusan untuk taat dengan panggilan Allah, setia dalam perkara kecil, dan dapat dipercaya maka hidupnya diberkati Allah luar biasa.
Bagaimana dengan hidup kita? Apakah kita mengerti dengan panggilan Allah atas hidup kita? Sudahkah kita setia dengan pekerjaan kita? Apakah hidup kita dapat dipercaya?
Mungkin hari ini kita sudah terlalu bosan dan tertekan karena berada disebuah lingkungan kerja yang tidak nyaman, atasan yang tidak menyenangkan, pekerjaan yang berat, dsb. Tetapi apakah hal-hal itu menghalangi berkat Allah? Ya! Jika kita kompromi dengan "kedagingan" kita dan menghancurkan rencana Allah. Tetapi tidak! Ketika kita percaya bahwa Allah tetap menyertai kita, tahu bahwa panggilan Allah ada maksud mulia, tetap setia dengan pekerjaan yang diberikan kepada kita dan menjadi seorang yang mampu dipercaya oleh orang lain. Kehendak Allah adalah supaya kita menjadi berkat bagi tempat dimana kita berada.

(Renungan Harian Plus Cakrawala, Berkat & Kutuk, Ed.Januari 2004)

[+/-] Selengkapnya...