Kamis, Juni 05, 2008

WinRar


Aplikasi Kompres data, sejenis dengan WinZip. Anda memerlukan aplikasi ini untuk meng-ekstrak file-file download-an dari sini ;P : Download

[+/-] Selengkapnya...

DAP


Download Akselerator, aplikasi untuk mempercepat download file dari internet : Download

[+/-] Selengkapnya...

Translator


Aplikasi Kamus Bahasa inggris/indonesia yang mampu menerjemahkan kalimat per kalimat : Download

[+/-] Selengkapnya...

Bing

Aplikasi chatting berbasis Java, termasuk didalamnya beberapa aplikasi untuk Yahoo Messenger, IM, dsb dengan biaya yang amat sangat murah tentunya : Download

[+/-] Selengkapnya...

PD English-Indonesia

Bagi yang ingin kamus bahasa Inggris-Indonesia atau Indonesia-Inggris, silahkan download Aplikasi Kamus bahasa Inggris/Indonesia berbasis Java ini : Download

[+/-] Selengkapnya...

Alkitab (Java)

Aplikasi Alkitab untuk diintal di HP berbasis Java : Download

[+/-] Selengkapnya...

Alkitab S60v1

Aplikasi Alkitab untuk diinstal di HP berbasis sistem operasi symbian 60 versi 1 (misal Nokia N-Gage) : Download

[+/-] Selengkapnya...

Etha's Bible

Aplikasi Alkitab untuk diinstall di PC : Download

[+/-] Selengkapnya...

Bolehkah Kita Marah ?


Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. (Yakobus 1:20)

Dapat kita katakan bahwa semua orang pernah marah. Sering dalam hati kita timbul pertanyaan: Bolehkah kita marah? Untuk memperoleh jawaban, marilah kita memperhatikan apa yang dikatakan firman Tuhan. Yakobus dalam suratnya kepada keduabelas suku di perantauan mengatakan: "Hai, saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:19, 20). Demikian juga apa yang Paulus katakan: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu, dan janganlah beri kesempatan kepada iblis." (Efesus 4:26, 27)

Dengan beberapa ayat diatas, kita mengerti bahwa ada hal-hal yang harus kita perhatikan:
1) Kemarahan tidak mengerjakan kebenaran dihadapan Allah
2) Boleh marah, tetapi jangan beri kesempatan kepada iblis.
Jika demikian, pertanyaannya ialah: perlukah kita marah?
Dari pengalaman semua orang yang pernah marah, semua mengakui sudah merasakan betapa tidak enaknya perasaan orang marah itu. Pada orang marah, orang tidak lagi dapat menguasai dirinya, sehingga akal sehatnya tidak bekerja, tetapi yang bekerja emosinya. Hal ini selalu membuat banyak kesulitan. Dan bila kita menuruti emosi kita saja, bukan hanya dapat menyakiti diri kita sendiri saja, bahkan selalu ada kemungkinan kita bisa menyakiti orang lain.
Sudah banyak penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli kesehatan yang membuktikan, bahwa ada hubungan yang erat antara kemarahan yang terus menerus dengan segala macam penyakit yang diderita manusia. Misalnya saja penyakit jantung, kanker, reumatik, dan banyak penyakit yang lain selalu terjadi karena adanya dengki, marah, sakit hati, dendam, yang semuanya itu merupakan racun yang tersimpan dalam hati manusia.

"Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam hati orang bodoh" (Pengkhotbah 7:9)

(Air Hidup, Ed.Novemver 2001)

[+/-] Selengkapnya...

Kuasa Perkataan


dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk... (Yakobus 3:10)
Bacaan: Amsal 18:20-21

Amsal mengatakan bahwa hidup dan mati dikuasai lidah. Lidah atau perkataan memiliki pengaruh yang begitu besar dalam kehidupan kita. Jika kita selalu mengeluarkan perkataan yang negatif dan mengucapkan kata-kata kutuk, maka seperti apa yang kita katakan, itu yang akan terjadi dalam kehidupan kita.

Jika kita selalu berkata negatif tentang diri kita sendiri, sebenarnya secara tidak langsung kita mengundang kutuk turun atas hidup kita. Kalau tidak percaya, cobalah setiap hari mengatakan, "aku bodoh..aku tidak mungkin bisa..aku tidak mungkin berhasil...aku akan selalu jadi orang miskin...aku akan selalu ditolak..." Lambat atau cepat, apa yang kita katakan itu akan terjadi dalam hidup kita. Ekstrimnya, perkataan adalah nubuatan bagi diri kita sendiri. Apa yang kita katakan pasti akan digenapi dalam hidup kita.

Seharusnya kita mulai munjaga perkataan kita untuk tidak mengucapkan hal-hal yang negatif, sebaliknya kita mulai memperkatakan perkataan-perkataan yang positif untuk bangsa kita. Ucapkanlah perkataan-perkataan yang positif untuk bangsa kita. Berkatilah setiap orang dengan perkataan-perkataan kita, maka berkat Tuhanpun akan turun sesuai perkataan kita.

Ada seorang Kristen yang hidupnya diberkati Tuhan luar biasa. Ketika ia ditanya apa kunci keberhasilannya, ia mengatakan, "Setiap saat aku selalu berkata-kata tentang hal positi yang akan terjadi pada hari ini. Setiap pagi, aku berdoa kepada Tuhan dan aku tak pernah lupa untuk berkata, "I'm a blessd people...(Aku orang yang diberkati...)!" Perkataan adalah nubuatan bagi diri kita sendiri.

Begitu bodohnya kita kalau kita memilih untuk "menubuatkan" hal-hal yang buruk dalam diri kita sendiri. Begitu bodohnya kita kalau kita memilih untuk mengutuki diri kita sendiri daripada memberkati diri kita sendiri. Sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab, "Seperti apakah perkataan-perkataan yang keluar dari mulut kita?" Jika memang kita sudah begitu banyak mengeluarkan "nubuatan" yang negatif atas diri kita sendiri, baiklah kita mau tarik dan mau cabut perkataan itu di dalam nama Yesus!

--Perkataan adalah nubuatan bagi diri kita sendiri. Perkataan kitalah yang akan menentukan hidup kita.

(Renungan Harian Plus Cakrawala, Berkat & Kutuk, Ed.Januari 2004)

[+/-] Selengkapnya...

Mengerti Kehendak Allah


Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. (Matius 12:7)

Kita seringkali dibuat tidak mengerti oleh perbuatan beberapa anak Tuhan, bahkan juga beberapa hamba Tuhan, walaupun mereka mengerti akan firman Tuhan dan kebenarannya, tetap saja mereka berani melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Tuhan. Yang lebih menyedihkan lagi, bahkan ada diantara mereka yang dengan bangga melayani pekerjaan Tuhan, mempersembahkan korban buat Tuhan.
Kita semua pasti mengerti bahwa setiap umat Tuhan wajib mempersembahkan korban buat Tuhan. Tetapi pertanyaannya ialah korban yang bagaimana? Rasul Paulus dengan tegas berkata:
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1). Dengan ayat ini jelas sekali bahwa persembahan yang benar adalah penyerahan sepenuhnya hidup kita kepada Tuhan, persembahan yang kudus artinya tidak ada motivasi lain selain untuk menyenangkan Tuhan, serta persembahan yang berkenan kepada Tuhan artinya yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Maka sungguh benar firman Tuhan lewat nabi Hosea yang berkata:
"Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran." (Hosea 6:6). Sesungguhnya setiap firman TUhan mengenai persembahan dan korban, sudah dengan sangat jelas dinyatakan. Tetapi anehnya masih ada umat Tuhan yang berfikir, walaupun hidupnya tidak berkenan kepada Allah, asal mereka dapat mempersembahkan kekayaan dan uangnya, Tuhan pasti senang dan berkenan. Ingat! Tuhan bukanlah Allah yang dapat ditipu dan disuap. Tuhan tahu benar motivasi setiap umatNya yang mempersembahkan korban kepadaNya.
Kita memang hidup di jaman yang penuh dengan gemerlapnya dunia dan kemewahannya. Dan justru dijaman inilah kita harus serba waspada agar tidak terbuai dengan apa yang kita lihat. Perlu kita perhatikan nasihat firman Tuhan: "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Allah." Efesus 5:17

"...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." Ibrani 12:14

(Air Hidup, Ed.Novemver 2001)

[+/-] Selengkapnya...

Bagaimana Jika...


Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai (Lukas 12:22)

Kita memang tidak ingin berdebat dengan Yesus, namun mungkin kadangkala kita bertanya-tanya dalam hati, apakah firmanNya tentang kekuatiran itu realistis? (Lukas 12:22). Tidak bolehkah kita kuatir jika tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaan? Tidak bolehkah kita kuatir jika tiba-tiba kita sakit? Bukankah hal-hal seperti itu menakutkan, karena kita akan sulit memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan?
Tak ada kalimat lain dalam bahasa apapun didunia ini yang dapat menimbulkan kekuatiran seperti pertanyaan, "Bagaimanakah Jika ?" Bila kita terus menggumamkan kalimat itu, maka akan terbayang satu demi satu kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Kita tidak lagi ingat akan fakta bahwa kebutuhan kita selalu terpenuhi, baik di masa lalu maupun saat ini. Kita senantiasa dihantui perasaan takut kalau-kalau sumber penghasilan kita terhenti.

Memang bijak jika kita merencanakan masa depan, namun bayangan yang mencemaskan tentang kesulitan di hari esok (padahal sumber penghasilan kita baik-baik saja) sering kali tak mudah dihilangkan. Yesus mengajarkan bahwa kekuatiran akan hari esok adalah sia-sia belaka. Kita tidak perlu gentar dengan apa yang akan terjadi atau apa yang kita butuhkan. Satu-satunya kebutuhan yang tidak dapat Allah penuhi adalah kebutuhan "khayal" kita tentang hari esok.
Jika Allah telah memberikan kebutuhan pangan yang cukup bagi kita hari ini, mengapa kita tidak mengijinkan Dia memberikan perhatian yang sama untuk masa depan kita?

-- Kekuatiran menguras perhatian kita pada masalah-masalah yang belum tentu terjadi.

(Renungan Harian, Ed.Juni 2001)

[+/-] Selengkapnya...

Pengalaman Pribadi


Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung... (Mazmur 56:14)
Bacaan: Mazmur 56:1-14

Hidup penuh tantangan dan masalah atau hidup mapan tanpa masalah, mana yang kita pilih? Sebagai manusia, siapapun orangnya jika bisa memilih, pastilah ingin memilih hidup dalam kemapanan dan tanpa masalah. Tidak seorangpun ingin hidup dalam tantangan dan menderita. Kita pun selalu berdoa agar Tuhan menghindarkan kita dari persoalan dan tantangan hidup ini. Kenyataannya apakah kita bisa membuat pilihan-pilihan seperti ini?
Kita sebagai orang-orang percayapun justru sering mengalami tantangan yang besar dalam hidup ini. Pemazmur dalam Mazmur 73pun menyatakan bahwa seolah hidup orang benar ternyata justru banyak menghadapi kesulitan hidup sementara orang fasik justru seolah hidup tanpa menemui kesulitan apapun.

Ya!Kita tidak mampu untuk menghindar dari masalah. Namun ketika Allah mengijinkan hal-hal itu terjadi dalam hidup kita, sebenarnya kita sedang dibawa kepada sebuah pengalaman untuk kita mengenal kuasa dan pertolongan Allah. Sama seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego sekalipun ia bisa memilih masuk dan melewati api itu demi imannya kepada Allah! Dan untuk orang-orang seperti ini, ternyata Allah membuktikan kuasa dan pertolonganNya. Sekalipun mereka berjalan dalam ganasnya lautan api, namun tidak ada sedikit pun bagian tubuh mereka terbakar. Ini sebuah pengalaman yang besar! Seandainya mereka menghindari api, mereka tidak akan mendapat kesempatan mengenal Allahnya.

Bagaimanakah dengan hidup kita bersama Allah? Mungkin banyak kali kita berkata bahwa Allah itu baik, Dia penolong, DIa berkuasa, dsb, tetapi apakah hidup kita benar-benar mengalami tentang apa yang dibuatNya? Tantangan dan persoalan hidup adalah cara terbaik dari Allah untuk memperkenalkan diriNya. Kerinduan hati Allah adalah supaya setiap umatNya mengenalNya bukan dari perkataan orang lain atau sekedar pengertian tetapi dari pengalaman pribadi. Jika kita sedang menghadapi tantangan yang sangat berat untuk dilalui, Allah hanya menginginkan satu hal, jangan menghindar, lewati tantangan itu bersama Allah dan nikmatilah pengalaman baru bersama Dia.

-- Sebenarnya tantangan-tantangan hidup yang kita alami adalah cara Allah untuk memperkenalkan diriNya

(Renungan Harian Plus Cakrawala, Berkat & Kutuk, Ed.Januari 2004)

[+/-] Selengkapnya...