Rabu, Juni 25, 2008

Jerat Iblis


"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44)
Baca: Yohanes 8:37-47

Seorang nenek sedang meramal seorang wanita. Sambil meraba-raba bola kristalnya, ia berkata, "Engkau akan bertemu dengan seorang laki-laki yang gagah dan tampan, memiliki beberapa perusahaan minyak, ratusan ribu hektar tanah dipinggir kota, dan sebuah kapal pesiar dengan 100 awak kapal. Ia akan mengawinimu dan kalian akan hidup berbahagia selamanya."
"Oh senangnya! Tapi, bagaimana dengan nasih suami dan anak-anakku yang sekarang?"
Di jaman yang serba modern ini orang mengalami kesulitan untuk mengikuti kemajuan teknologi yang sangat cepat. Paling tidak ada dua sikap seseorang dalam menghadapi situasi seperti ini, yaitu:

Pertama, ia berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada karena memang memiliki kemampuan untuk hal tersebut. Kedua, oleh karena ia tidak mempunyai kemampuan yang memadai, maka ia mengambil jalan pintas yaitu berhubungan dengan kuasa kegelapan agar mendapat kuasa atau kemampuan untuk bertahan dalam dunia yang modern. Itulah sebabnya, saat-saat ini hal-hal yang berhubungan dengan mistik atau supranatural bermunculan dimana-mana. Dan ini adalah tipu muslihat Iblis. Akan tetapi sebagai orang percaya, seharusnya kita tetap berharap hanya kepada Tuhan karena Ialah yang empunya segala sesuatu.
Dalam Efesus 6:11 Rasul Paulus mengatakan bahwa senjata utama dan satu-satunya iblis adalah tipu muslihat. Yesus menyebutnya sebagai bapa segala dusta, karena segala sesuatu yang dilakukan iblis adalah kebohongan dan dusta. Oleh karena itu, janganlah kita sekali-kali terlibat dalam dunia kegelapan seperti: ilmu putih, jima-jimat, pelarisan, horoskop dan lain-lain karena semuanya itu adalah kebohongan. Namun apabila kita sudah atau pernah terlibat, mintalah pada Tuhan dengan "niat" untuk melepaskannya.

(Renungan harian keluarga|pribadi|kelompok, Pelangi Kasih)

0 komentar: