Jumat, Juni 27, 2008

Ketika Kita Kehilangan

"dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu." (Ayub 42:10)
Bacaan: Ayub 1-2, 42:7-17

Sungguh sedih saat ngeliat banyak orang yang maunya cuman seneng-seneng aja. Pas semuanya hepi-hepi, mereka bisa deket ama Tuhan dan ngomong Tuhan itu baik banget. Tapi saat Tuhan ijinkan "chocolate" yang kita sukai mulai dipindahkan dan perubahan yang enggak mengenakan itu mulai terjadi, kitapun jadi stress dan sewot abis. Sukacita yang selama ini terpancar jadi ilang digantikan ama rupa yang ruwet banget. Dulunya setia ibadah sekarang jadi males.
Udah jatuh tertimpa tangga. Ini gambaran yang gampang tentang Ayub. Bayangin aja, kerajaan bisnis yang udah dibangun bertahun-tahun harus ludes dalam sekejap mata. Usaha eksport importnya macet total. Bisnis propertinya juga merugi. Udah gitu anak-anaknya meninggal ketika lagi asyik bersalsa ria di diskotek. Istrinya juga meninggalkan dia. Dia sendiri kena penyakit panu yang gatal banget.

Ayub kehilangan "chocolate" raksasanya, bahkan enggak disisakan sedikitpun juga. Ini perubahan yang berat banget bagi Ayub. Kalo kita yang jadi Ayub, bisa-bisa kita protes berat ama Tuhan. Bisa-bisa kita bilang "Tuhan tuh gak adil", "Tuhan itu jahat", "Tuhan itu cuman omong kosong dan isapan jempol aja". Ya, kita akan menyalahkan Tuhan karena Tuhan mengijinkan "chocolate" kita dipindahkan.
Kita akan salut banget saat ngeliat reaksi Ayub dalam menanggapi perubahan itu. Yang jelas Ayub enggak protes, enggak ngomong kotor, enggak ada sumpah serapah keluar dari mulutnya. Bahkan ia menanggapi perubahan itu dengan sikap positip banget. Ia tetap bersyukur ama Tuhan!
Apa sih reaksi kita waktu "chocolate" kita dipindahkan? Kalo kita ngeliat setiap perubahan dengan kacamata positip, berani jamin deh kalo kita enggak bakal mundur apalagi meninggalkan Tuhan. Kita percaya, bahwa dibalik setiap perubahan itu ada rencana Tuhan yang dahsyat banget. Perubahan yang buruk enggak selamanya terus buruk. Perubahan yang buruk itu kadangkala justru membawa kita ke tempat yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Hilangnya "chocolate" kita justru membuat kita berani menemukan "chocolate" kita yang lain, yang lebih baik tentunya. Kisah Ayub diakhiri dengan happy ending. Ia memang kehilangan "chocolate"nya, tapi akhirnya ia menemukan dan mendapatkan "chocolate" yang lebih baik dari sebelumnya.

(Funky 'n Gaul vol.27, "Who Moved My Chocolate?", dari judul "Apa reaksi kita?")

0 komentar: