Senin, Juni 09, 2008

Memberi Pengampunan


Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. (Yohanes 8:11)
Bacaan: Yohanes 8:2-11

Salah satu bukti seorang yang hidup dalam kasih adalah hati tidak melihat kesalahan orang lain dan hati yang mengampuni. Sifat dasar manusia yang paling menonjol adalah suka melihat bentuk kesalahan sekecil apapun itu dan suka mengkritik.
Ada sebuah ilustrasi yang mudah untuk menggambarkan hal ini. Seorang pendeta dalam ilustrasinya menunjukkan selembar kain putih bersih yang sebelumnya ia telah membuat sebuah titik kecil didalamnya. Kemudian pendeta itu bertanya, "Amatilah kain putih ini, coba periksa apa yang anda lihat?" Seluruh jemaat mencoba mencari hal-hal apa yang ada di kain putih itu. Kemudian hampir bersamaan mereka menjawab. "Kami melihat ada sebuah titik hitam kecil di dalamnya!"
Ini menunjukkan betapa manusia selalu dapat melihat titik sekecil apapun disebuah lembaran kain yang besar. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa orang tidak melihat yang bagian putihnya? Saya ingin mengajak anda untuk mengaplikasikan kondisi ini dalam kehidupan kita. Mengapa kita susah sekali memiliki hati untuk mengampuni seseorang lebih dikarenakan kita selalu melihat titik kesalahan tanpa benar-benar menghapus titik itu dari kehidupannya.

Coba perhatikan bagaimana cara Yesus melihat pribadi seorang yang berdosa. Yesus sedang memberikan kepada kita sebuah teladan bagaimana menerapkan kasih yang mengampuni seseorang. Yesus ingin menunjukkan bahwa kasihNya dinyatakan dengan menutupi kesalahan, tidak mencari kesalahan, menghibur dan memulihkan kehidupannya. Sama seperti melihat warna putihnya. Itu sebabnya Ia benar-benar mampu mengasihi seburuk apapun dosa yang telah dilakukannya. Karya terbesar Yesus adalah kematianNya dikayu salib membuktikan bahwa kasihNya kepada kita orang berdosa sehingga kita menerima pemulihan.
Allah kita adalah kasih. Jika Dia berdiam dalam hidup kita seharusnya kita hidup sama seperti Dia. Ketika mendapati seorang berdosa, kita tetap menunjukkan pribadi yang tidak menghakimi, tetapi memberikan pengampunan.

"Pengampunan itu akan benar-benar terjadi ketika kita tidak melihat kesalahannya tetapi pribadi yang dapat dipulihkan"

(Renungan Harian Plus Cakrawala, Berkat & Kutuk, Ed.Januari 2004)

0 komentar: