Senin, Juni 30, 2008

Sensi? M kali'....


Musuh kita bukan wujud manusia, tapi roh-roh jahat dan iblis yang sudah menguasai dunia ini, juga yang ada didirimu ini, apakah itu? Hawa nafsu dan kedagingan!!
Hei! Hawa nafsu tu bukan hanya "cabul" aja, tapi hawa nafsu sekarang adalah nafsu akan materi. Emang sih kita butuh materi untuk hidup didunia, tapi jangan sampai materi tersebut menguasai kita. Tau nggak supaya kita tidak dikuasai oleh "setan materi"? kuncinya ikhlas dan selalu mengucap syukur. Terus apakah dengan "ikhlas" dan pasrah berarti kita manut-manut aja dengan keadaan yang membelenggu kita? Ya enggaklah, ini semua maksudnya adalah bagaimana cara kita menjalani dan menghadapi hidup sesuai dengan "keyakinan dan kepercayaan" kita. Biasanya kan kalo kita sedang tertimpa masalah atau sesuatu yang tidak kita ingini menimpa kita atau apa yang kita ingini tidak sesuai dengan harapan kita membuat kita marah, jengkel dan yang paling berbahaya nih..............sensitif! Wow! Apa tuh maksudnya? "Sensitif" adalah penyakit yang berbahaya lo, paling berbahaya dari penyakit-penyakit batiniah lainnya, sensitif bisa menyakiti orang dan bahkan kita sendiri tanpa kita menyadarinya.

Waktu kita sensitif kan rasanya dikit-dikit marah (kayak para wanita nih yang lagi DB, apa tuh DB? Tau deh...), senggol dikit marah, diliat dikit tersungging, terus akhirnya jadi benci...dan akhirnya penyesalan yang dari dulu emang datang belakangan.
Yah...namanya juga manusia, tapi jangan berarti kita adalah manusia yang penuh dosa dan khilaf ini terus pasrah pada keadaan. Itu namanya udah gak ikhlas lagi tapi emang di "KO" ama iblis...terus kalo kita udah "KO" apa kita pasrah ajah? Waaaaahhh, kalo cara pemikiran kayak gini mah gak usah jadi manusia aja. Kita diciptakan oleh Tuhan dibekali oleh hati nurani sebagai manusia tak lupa akal dan budi pekerti kita, dan bahkan sama Tuhan status kita dinyatakan "tertinggi" dari antara semua makhluk di dunia ini. Masak to sifat kita kayak kucing dan tikus?
Sebenarnya selama kita "selalu memikirkan" siapa diri kita dihadapan Tuhan, maka "ikhlas" itu akan mudah kita jalani.

"Selama kita "selalu memikirkan" siapa diri kita dihadapan Yang Maha Kuasa, maka kita tahu cara menghargai orang.
Selama kita "selalu memikirkan" siapa diri kita dihadapan Sang Maha Kasih dan Penyayang, maka kita tahu cara mengasihi sesama manusia.
Selama kita lebih"selalu memikirkan" kebaikan-kebaikan
yang Tuhan berikan pada kita daripada masa lalu yang buruk, maka kita akan tahu cara bersyukur."

Hmmm....tumben nih otakku bisa ngasi kata-kata bijak, baru kali ini lo...Ya dah deh sekian dulu uneg-uneg dari saya, Ora et Labora..yo po ra??? (^_^!)


0 komentar: